Khamis, 28 Mei 2009

Usrah Bulanan Cawangan











Hadith 40 ,Hadith yang ke 15 bacaan dan perbincangan dan ulasan hadis bersama naqib dan semua ahli usrah telah membahaskan alhamdulillah








Isnin, 25 Mei 2009

Bir tapi halal?


Minta perkara ini mendapat perhatian dan diperjelaskan dan difatwakan kerana sangat menganggu hati dan perasan ana,Apa pendirian ulamak-ulamak kita tentang perkara ini.
Minta jangan didiamkan tolonglah diberi penjelasan segera

Khamis, 21 Mei 2009

Riadah Berkuda

Kesempatan Karnival Rakyat dapat melayan puteri-puteri ana menunggang kuda.Masa berkualiti bersama keluarga ,terkadang atas kesibukan kita jarang bersama.

Peluang sambil-sambil bertugas dapat juga beriadah bersama dalam kesempatan yang sedikit Alhamdulillah.
















Selasa, 19 Mei 2009

Mempersiapkan dan mengisi kemenangan

dakwatuna.com -
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang-orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (Al-Hajj: 40-41)

Ibarat dua sisi mata uang, mempersiapkan dan mengisi kemenangan merupakan dua hal yang padu, saling berkaitan, dan tidak bisa dipisahkan. Program dan aktivitas untuk mempersiapkan kemenangan adalah juga program dan aktivitas untuk mengisinya. Kesungguhan dan kegigihan memperkuat hubungan dengan Allah dan seluruh umat harus tetap dipertahankan saat kemenangan sudah diraih. Jangan sampai terjadi saling berlawanan; sebelum kemenangan begitu antusias memperjuangkan umat, namun setelah berhasil meraih sukses, justru lupa dan bahkan cenderung mengabaikan kewajiban terhadap mereka. Apalagi jika sampai lupa terhadap Allah swt. Na’udzubillahi min dzalik.
Petikan terakhir dari ayat 40 dan keseluruhan ayat 41 di atas bisa dipahami dalam dua dimensi yang berbeda; pertama, dimensi sebelum peperangan dan perjuangan yang mengundang pertolongan Allah. Kedua, dimensi pasca peperangan dan kemenangan yang diraih oleh umat Islam berkat pertolonganNya. Pada dimensi sebelum peperangan, kemenangan itu harus melalui beberapa syarat, sebab, dan beban-beban yang besar, di antaranya seperti yang tertuang dalam ayat di atas, yaitu mendirikan shalat, menunaikan zakat, serta aktif bergerak dalam aktivitas amar ma’ruf dan nahi munkar. Sedangkan pada dimensi pasca kemenangan, umat Islam tetap dituntut untuk tidak lalai apalagi menjadi malas setelah berhasil meraih kemenangan dalam merealisasikan beberapa ajaran Allah yang di antaranya termanifestasikan dalam amaliah mendirikan shalat, menunaikan zakat, serta tetap memberi kepedulian tentang kebaikan dan kemungkaran yang terjadi di tengah-tengah umat.
Begitulah hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dari dua ayat diatas, bahwa implementasi dari rasa syukur atas kemenangan yang diberikan oleh Allah adalah yang pertama sekali harus tetap menjaga komunikasi dan harmonisasi hubungan vertikal dengan Allah swt. yang dibarengi dengan tetap memberikan kepedulian terhadap masyarakat yang tercermin dari pelaksanaan zakat yang kemudian disempurnakan dengan semangat menebar kebaikan dan mempersempit gerak kemungkaran yang terjabarkan dengan aksi amar ma’ruf nahi munkar yang merupakan inti dari gerak dakwah. Ini berarti bahwa kemenangan adalah kemenangan dakwah dan kemenangan agama Islam secara sinergi.
Dalam rumusan ayat di atas, mempersiapkan diri untuk menerima kemenangan harus tetap memperhatikan aspek syariat dan norma agama, demikian juga dalam mengisi kemenangan yang merupakan anugerah Allah harus tetap konsisten memperjuangkan syariat dan norma agamaNya. Mengomentari korelasi dua ayat diatas, Sayyid Quthb mengemukakan bahwa kemenangan itu terkadang datang perlahan-lahan karena Allah hendak menguji sejauh mana syarat dan sebab kemenangan itu wujud seratus persen dalam sebuah umat. Kemenangan juga terkadang datang perlahan-lahan karena untuk menguji kesungguhan kita dalam menegakkan syariatNya. Dan begitu seterusnya. Justru jika kemenangan itu diraih dengan mudah, tanpa usaha yang sesungguhnya, ia akan segera lenyap, sirna dan tidak memberi dampak kebaikan kepada semua. Maka secara dzahir -menurut Abu Hayan- ayat ini menepati ciri-ciri yang terdapat pada kaum muhajirin yang mendapatkan perlakuan dan tindakan keji seperti yang digambarkan pada ayat 40: “(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah.” Kemudian Allah menjanjikan ‘tamkin’ (kekuasaan dan kemenangan) setelah segala kesulitan dan penyiksaan yang mereka rasakan. Ustman bin Affan r.a. berkata: “Demi Allah, sungguh ayat ini merupakan pujian dan jaminan Allah setelah segala ujian yang menimpa (orang-orang Muhajirin yang disebut pada ayat sebelumnya).”
Abu Su’ud sependapat dengan Zamakhsyari yang menyimpulkan bahwa ayat ini merupakan bukti akan kebaikan dan keberhasilan kepemimpinan di era Khulafa’ Rasyidun. Allah tidak memberikan kekuasaan dan kepemimpinan yang diwarnai dengan perjalanan yang baik dan mengesankan selain kepada mereka. Melalui ayat ini Allah memuji mereka bahwa mereka akan tetap komit dengan menegakkan syariat Allah atas kemenangan dan kekuasaan yang akan segera mereka raih setelah diizinkannya berperang melawan musuh-musuh mereka. Hal ini berdasarkan dhomir ‘alladzina’ yang dirujuk pada awal ayat 40 merupakan orang-orang yang sama yang dirujuk oleh dhomir ‘alladzina’ pada ayat 41, yaitu orang-orang Muhajirin.
Secara makna, korelasi dua ayat di atas bisa ditemukan pada surah An-Nashr yang termasuk di antara surah yang terakhir kali diturunkan Allah swt. Imam Asy-Syaukani dalam Fathul Qadir coba mengamati kenapa Allah menggabungkan antara tasbih dan tahmid serta istighfar pada ayat terakhir surah An-Nashr. Tasbih merupakan ungkapan seorang hamba yang kagum terhadap kemudahan yang diberikan Allah untuk merealisasikan kemenangan yang secara logika manusia kemengan itu sungguh di luar dugaan dan jauh dari prediksi normal manusia. Sedangkan Tahmid merupakan ungkapan pujian dan syukur seorang hamba atas anugerah kemenangan yang tiada terhingga setelah pahit perih perjalanan perjuangan yang dilaluinya. Istighfar pula merupakan ungkapan sadar hamba Allah bahwa bisa jadi dalam proses meraih kemenangan tersebut terdapat beberapa hal yang masih jauh dari kehendak dan aturan Allah yang semestinya dipatuhi, sehingga segala usaha yang dijalankan diserahkan sepenuhnya kepada Allah sambil memohon ampunanNya.
Surah An-Nashr yang pendek ini menurut Sayyid Quthb selain merupakan berita gembira Allah akan jaminan kemenangan yang besar bagi mereka yang memperjuangkan agamaNya. Surat ini juga merupakan arahan ketika kemenangan telah tercapai agar tidak lepas dan putus dari terus melakukan komunikasi dengan Allah dalam bentuk tasbih, tahmid dan istighfar. Karena tasbih, tahmid dan istighfar merupakan pengakuan akan kelemahan manusia dan pada masa yang sama merupakan pengakuan akan kekuatan dan kekuasaanNya yang tidak terbatas untuk melakukan apapun yang dikehendakiNya meskipun di luar batas logika manusia. Tidak ada sesuatu yang mustahil bagi Allah dalam konteks kemenangan yang akan diberikan kepada hamba-hambaNya yang menjunjung tinggi aturan dan ajaran agamaNya.
Sungguh satu contoh keteladanan yang sempurna dalam mengisi kemenangan dari orang-orang muhajirin; ketika masih dalam kondisi tertindas, mengalami keperihan dan gangguan dalam kehidupan awal mereka, kemudian Allah memberikan mereka kekuatan dan pertolonganNya sehingga mereka berhasil meraih kekuasaan dan kemenangan, mereka tetap komit dan istiqamah dengan sikap terbaik seperti yang ditunjukkan pada kehidupan awal mereka tanpa sedikitpun bergeming dan bergeser dari ajaran Allah. Satu contoh keteladanan juga dalam mempersiapkan kemenangan dan pertolongan Allah yang dibuktikan oleh komitmen mereka yang tinggi terhadap ajaran Allah swt. Semoga kita bisa menjadikan mereka contoh terbaik dalam mempersiapkan dan mengisi kemenangan yang segera, akan, dan telah kita raih di masa-masa yang akan datang sesuai dengan janji Allah dalam firmanNya:

“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik“. (An-Nur: 55)

Jumaat, 15 Mei 2009

WASPADA PENDEKATAN PECAH DAN PERINTAH

Langkah yang diambil oleh mereka dan media mereka mempermainkan isu golongan ulamak dan erdogan sememangnya ada unsur -unsur untuk memecahkan kesatuan dalaman PAS yang akan melangsungkan muktamar tidak lama lagi.Pendekatan ala penjajah yang memisah,pecah belah bagi memungkinkan mereka berkuasa telah digunakan sejak zaman dahulu dan masih dirasakan relevan pada masa ini.Lihat saja krisis di perak mereka ujudkan MB haram dan negeri dalam keadaan ada dua Menteri Besar dan mereka yang memerintah,sedang hakikatnya mahkamah tinggi memutuskan YB Nizar sebagai MB yang sah walaupun selepas itu keputusan ditangguh pula.Ruang yang besar diberi kepada ulamak dalam dada akhbar mereka walaupun ulasan kebanyakannya negatif.Tapi kita kena sedar memang keujudan unsur pecah dan perintah.Penyokong dan pendokong harus berhati-hati dalam memberi kenyataan pendapat dan tidak terikut-ikut gendang yang dipalu .Perkara yang tidak berlaku diada-adakan dan cuba dimainkan selama mungkin .Lagi lama isu ini keudara lebih untung mereka.Ini yang perlu kita semua cantas ,tidak perlu dilayan cerita dua golongan ini kerana yang ada penyatuan bukan perbezaan antara yang dikatakan golongan ulamak dan profesional ini.Dalam memainkan isu ini,pihak mereka mendendangkan lagu satu Malaysia untuk menunjukkan mereka juara penyatuan dan dipihak kita ada perpecahan.Terbaru Perdana Menteri Rakyat, dan banyak lagi ungkapan manis-manis disebalik serangan saraf mereka untuk menunjukkan kepada rakyat yang dipihak kita ada masalah dalaman pepecahan dan sebagainya.Tapi persoalan dan pertanyaan kita kepada Perdana Menteri Rakyat yang mana satu?Sebab masih ada unsur-unsur bila bantuan dan sebagainya kita pohon dari kerajaan.Mesti melalui birokrasi yang diujudkan yang mana pemohon kena dapatkan sokongan ketua kampung dan pimpinan masyarakat setempat yang pro BN,dan jika kita yang pimpinan masyarakat setempat tahu kita bukan penyokong kerajaan Perdana Menteri Rakyat permohonan kita itu kelak apakah akan dipertimbangkan seadilnya.Apakah ketua kampong kerajaan negeri diiktiraf sedangkan program kebajikan diujudkan oleh kerajaan pusat.Jadi satu persoalan kepada Perdana Menteri Rakyat yang mana?dan kami yang didalam Pakatan Rakyat semua pula adalah rakyat siapa ,kerana memang ujud perbezaan dalam pemerintahan kerajaan sekarang dalam segi ketelusan dan keadilan undang -undang.Amat jelas dalam situasi di negeri Perak.Kegagalan Perdana Menteri menyatukan Rakyat lebih kritikal dari pada ketua sebuah parti yang mentadbir sebuah parti politik.Bagaimana dasar negara hendak dijayakan yang mana pada hakikat kebajikan rakyat dinegeri- negeri terpilih secara pilih-pilih praktikkan.Satukan Kekuatan...ikhlaskan sucikan niat dihati

Rabu, 13 Mei 2009

Putus Harapan

Lemah tubuh badan ana rasa bila sahabat ana beritahu mahkamah menarik balik keputusan dan menangguh keputusan berkenaan isu MB Perak itu ,ketika itu juga kedengaran azan maghrib berkumandang.Ana terus masuk dan menunaikan tanggungjawab sebagai seorang hamba.
Selesai solat ada pengajian dari kitab bimbingan mukminin,Ustaz yang mengajar menceritakan keadaan cuaca yang panas melampau dan beliau mengatakan ini bukan semata-mata fenomena alam tapi adalah kemungkinan satu bala dari Allah mahupun peringatan kepada manusia supaya tidak melanggar hukum apalagi hukum Allah .

Apa yang berlaku mutaakhir ini sangat menyedihkan bila tidak boleh menerima sesuatu kenyataan manusia mengambil perkara yang buruk dan jelas haram dan memperjuangkannya supaya dilihat halal dan betul.Yang buruk dipandang baik.Macammana dan dimana lagi nak dapatkan keadilan dibumi Malaysia ini bila orang-orang besar tanpa segan silu melakukan kemungkaran.

Merujuk apa yang berlaku dalam negara sekarang ini,terutama krisis negeri perak begitu menguris perasaan ana bila mana pihak pemimpin tidak boleh lagi diharap kepada keadilan dari mereka.Hatta raja dan sultan tidak lagi dihormati ,sehingga untuk membuat keputusan yang benar walau pahit cukup sukar.Apakah yang melingkari pihak istana untuk bangun membuat keputusan yang memihak kepada kebenaran?

Bahasa bumi sudah kita rasai kepanasan,langit sudah lama tidak menurunkan hujan ,mujur Allah masih menghantar angin kepada kita .Dapat juga rasa kesegaran ditiup bayu seketika walaupun bahang panas melampau.Mandi jangan dikira lagilah sehari lebih lima kali juga menggunakan kamar mandi.

Ya Allah remuk redam perasaan hati melihat permainan kerajaan yang memerintah yang satu ini dalam mengejar kuasa menghalalkan apa juga cara untuk mencapai cita-cita nafsu serakah mereka.Sedih sehingga nak menangis mengenangkan nasib kerajaan yang dirampas secara rimba.Namun kesabaran Bendaharanya membuatkan hati ini lebih remuk redam dan beliau dilihat tidak putus asa dan itu yang menyebabkan ana rasa lebih terharu.Mudah-mudahan Allah membalas kesabarannya dengan kemenangan yang besar.

Isnin, 11 Mei 2009



Ambil peluang bergambar dengan guru,Ustaz Syafiq dan ana tak melepaskan peluang bergambar dengan ustaz, tak sangka ustaz pun seorang pejuang dikalangan pemuda.Bolehlah jadi naqib kami kelak bila kami buat usrah cawangan atau kawasan.

Isnin, 4 Mei 2009

Forum Diskusi

Bersama Ustaz Solehin Mukhyi,Ustaz Nik Bakri Nik Mat, Dan Ustaz Riduan
bertempat di Surau
Darul Mujahiddin 04.05.2009 masa 8.00
malam
datang beramai-ramai

Cari Blog Ini